1 Muharram & Kalender Hijriyah
Pengantar:
1 Muharram? Keterlaluan kalau kalian yang mengaku sebagai Muslim tapi nggak tau hari apa itu. Tapi ternyata faktanya memang begitu kok. Remaja muslim saat ini lebih akrab dengan hari-hari besar milik umat lain. Coba saja tanya ada apa pada tanggal 14 Februari? Pasti mereka pada berebut menjawab: hari itu adalah hari cinta, waktu bagi semua orang untuk mengungkapkan rasa cintanya …. Weleh weleh tuh kan! Atau tanya aja tentang April Mop atau Hallowen. Pasti deh mereka udah pada hapal. Tapi untuk 1 Muharram? Mungkin tahu sih, tapi dijamin mereka nggak bakalan peduli dengan hari itu. 1 Muharram bagi mereka tak lebih dari suatu tanggal yang ada merahnya alias hari libur dimana mereka bisa nyantai seharian jalan-jalan keliling kota ama teman-teman atau ama pacar! Astaghfirullah.
Beda banget dengan tahun baru Masehi yang jatuh pada tanggal 1 Januari. Untuk hari itu kamu bela-belain begadang semalaman. Niup-niup terompet dan seabreg acara lainnya. Lalu besoknya kamu bangun kesiangan dan meninggalkan shalat subuh tanpa merasa berdosa sama sekali. Ini merupakan suatu bukti bahwa Ghazwul Fikri alias perang pemikiran yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam telah berhasil. Umat Islam kini telah dicuci otaknya. Coba aja minta pada yang remaja-remajanya untuk menyebutkan nama-nama bulan Hijriyah secara urut. Dijamin bakal sulit menemukan remaja yang bisa menjawab dengan benar, dan itu kini sudah menjadi makhluk langka yang hanya dapat ditemukan di habitat-habitat tertentu seperti madrasah dan pondok pesantren. Tapi coba minta sebutkan personel-personel WestLife, atau sebutkan urutan nama-nama zodiac…. udah di luar kepala pastinya.
Tapi belum terlambat! Suer, sama sekali belum terlambat untuk memperbaiki diri. Seiring dengan momen tahun baru Islam kali inilah saatnya kalian lebih care dengan Islam. Momen tahun baru Islam kali ini harus benar-benar kita manfaatkan untuk melaksanakan yang namanya Hijrah. Hijrah dari kegelapan menuju terang benderang, cieee......!!!! Maksudnya kalian hijrah dari kehidupan yang tidak Islami menuju kepada kehidupan yang Islami mengikuti aturan-aturan Allah. Jadi kalian yang selama ini hidup dalam maksiat seperti pacaran, nyontek, suka ngegosip dan ngejahilin teman, maka dengan momentum hijrah ini harus berubahhhhh! Kalian udah mesti ikut memperjuangkan islam. Dan juga mesti mau berda’wah.
Tapi bukan berarti lho karena mau memasyarakatkan tahun baru Islam, kalian malah niru-niru cara kaum kafir dalam bertaun-baruan, rame-rame turun ke jalan, begadang semalaman niup-niup terompet atau karena mau bedaan sedikit malam itu kamu ganti dengan rame-rame niup seruling atau saksofon atau mukul-mukul bedug di tengah malam. Itu namanya tasyabbuh dan dilarang oleh agama. Kita cukup pada malam itu melakukan introspeksi diri atau bermuhasabah, serta merenungkan arti hijrah itu sendiri.
Dan kalau kita tengok ke belakang ternyata peristiwa hijrah yang dijadikan awal penanggalan Hijriyah ini ternyata mempunyai makna yang amat mendalam. Dari sinilah ternyata tonggak sejarah umat Islam dan bahkan umat seluruh dunia ditentukan. Betapa tidak coba? Keberlangsungan risalah Islam ditentukan hidup matinya pada malam itu. Di malam yang sepi ketika dua sosok manusia mengendap-endap meninggalkan kota Mekkah. Sementara pasukan multinasional Quraisy dikerahkan berjaga-jaga di depan rumahnya. Lalu ketika dua ‘buronan kelas kakap’ yang tak lain junjungan kita Rasulullah beserta sahabatnya Abu Bakar itu ternyata tanpa diketahui telah lolos, maka seluruh pelosok Mekkah diperiksa. Kemudian pada saat yang mendebarkan dimana tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar di Gua Tsur telah ditemukan, di saat Rasulullah berkata menghibur sahabatnya “Laa Takhaf wa laa tahzan innallaha ma’ana” jangan takut dan jangan bersedih hati, sesungguhnya Allah beserta kita. Dan di saat itulah Allah menurunkan pertolongannya berupa mu’jizat yang membuat kaum kafir itu tidak dapat menemukan mereka. Kebayang nggak sih serunya?
Dan hijrah rasul itu bukanlah perjalanan biasa, perjalanan yang ditempuh Rasul saat itu amat berat. Dan beban batin yang dibawa rasul juga amatlah berat, sampai-sampai beliau berkata ketika meninggalkan Mekkah “Aku cinta kepadamu hai kota Mekkah, tempat aku dilahirkan. Namun apalah hendak dikata, aku diusir oleh penduduk negerimu sendiri” betapa tidak, kota yang menjadi kota impian saat itu bagi semua orang untuk menempatinya. Tapi Rasulullah beserta sahabat-sahabatnya justru meninggalkannya.
Tapi bumi Allah itu luas cing, ketika di Mekkah mereka disakiti dicaci dihina, Islam dihalang-halangi, pemeluknya dikejar-kejar untuk dibunuh. Tapi berbeda 180° dengan yang mereka alami di Madinah. Disitu mereka malah disambut oleh penduduknya dengan sukacita. Nah, mulai dari sinilah Rasulullah lalu membangun yang namanya masyarakat Islam (baca: Negara Islam). Dimana cahayanya menyebar ke seluruh pelosok dunia.
Maka sebab-sebab itulah yang menjadi alasan Khalifah Umar bin Khattab ketika menentukan awal kalender umat Islam ogah memakai Hari Lahir Rasul atau hari-hari kemenangan Rasul sebagai penentuan awal Tahun. Karena momentum yang paling bersejarah umat Islam justru terdapat pada peristiwa Hijrah Rasul, sebuah peristiwa perjuangan yang penuh optimisme. Maksudnya supaya ketika setiap muslim membuka lembaran kalender atau menyongsong hari esok, dapat menyongsongnya dengan perjuangan penuh optimisme. Optimisme. Maksudnya supaya ketika setiap muslim membuka lembaran kalender atau menyongsong hari esok, dapat menyongsongnya dengan perjuangan penuh optimisme.
Preface:
Kalender Hijriyah atau Kalender Islam (Bahasa Arab: At-Taqwim Al-Hijri), adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Di kebanyakan negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Kalender Hijriyah menggunakan sistem kalender lunar (komariyah). Kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M.
Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut. Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.
Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari) Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.
Kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan:
1. Muharram
2. Safar
3. Rabiul awal
4. Rabiul akhir
5. Jumadil awal
6. Jumadil akhir
7. Rajab
8. Sya'ban
9. Ramadhan
10. Syawal
11. Dzulkaidah
12. Dzulhijjah
Kalender Hijriyah terdiri dari 7 hari. Sebuah hari diawali dengan terbenamnya matahari, berbeda dengan Kalender Masehi yang mengawali hari pada saat tengah malam. Berikut adalah nama-nama hari:
1. al-Ahad (Minggu)
2. al-Itsnayn (Senin)
3. ats-Tsalaatsa' (Selasa)
4. al-Arba'aa' (Rabu)
5. al-Khamiis (Kamis)
6. al-Jum'aat (Jum'at)
7. as-Sabt (Sabtu)
Did YoU Know...???
· Menurut perhitungan, dalam satu siklus 30 tahun Kalender Hijriyah, terdapat 11 tahun kabisat dengan jumlah hari sebanyak 355 hari, dan 19 tahun dengan jumlah hari sebanyak 354 hari. Dalam jangka panjang, satu siklus ini cukup akurat hingga satu hari dalam sekitar 2500 tahun. Sedangkan dalam jangka pendek, siklus ini memiliki deviasi 1-2 hari.· Microsoft menggunakan Algoritma Kuwait untuk mengkonversi Kalender Gregorian ke Kalender Hijriyah. Algoritma ini diklaim berbasis analisis statistik data historis dari Kuwait, namun dalam kenyataannya adalah salah satu variasi dari Kalender Hijriyah tabular.
· Untuk konversi secara kasar dari Kalender Hijriyah ke Kalender Masehi (Gregorian), kalikan tahun Hijriyah dengan 0,97, kemudian tambahkan dengan angka 622.
· Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, bertepatan dengan 9 Ramadhan 1364
*****